Assalamualaikum , Welcome to my blog

Senin, 30 Oktober 2017

Siapa Gen Halilintar


Siapa Gen Halilintar?

Gen Halilintar adalah keluarga muslim asal Lampung yang saat ini menetap di Jakarta. Si Ayah Halilintar Anofial Asmid adalah pria kelahiran 13 Oktober 1968 dan lulusan Elektro UI angkatan 1987. Sementara si Ibu Lenggogeni Faruk yang lahir pada 29 Oktober 1972 adalah lulusan Ekonomi UI 1991. Kebetulan orang tua keduanya adalah orang Minang yang bekerja di perusahaan Caltex Pacific Indonesia (sekarang Chevron) Dumai dan Rumbai. Dengan mahar “Seperangkat alat ibadah dan membaca surat Al Ikhlas tiga kali” keduanya melangsungkan pernikahan di Mesjid Raya Pondok Indah tahun 1992. Saat itu Geni masih tingkat 2.
Dalam kurun waktu 18 tahun, keduanya horang pintar yang punya banyak prestasi ini dianugrahi 11 anak. Terdiri-dari 6 anak laki-laki dan 5 anak perempuan. Formasi yang kebetulan sama dengan jumlah saudara Halilintar dan Geni sebelum menikah.
Gen H1: Atta – lahir di Dumai, 20 November 1994
Gen H2: Sohwa – lahir di Jakarta, 25 April 1996
Gen H3: Sajidah – lahir di Jakarta, 17 Juli 1997
Gen H4: Thariq – lahir di Brunei, 19 Januari 1999
Gen H5: Abqariyyah – lahir di Amman Yordania, 13 Juli 2000
Gen H6: Saaih – lahir di pulau Labuan Malaysia, 16 Maret 2002
Gen H7: Fatim – lahir di Jakarta, 26 September 2003
Gen H8: Fateh – lahir di Kuala Lumpur Malaysia, 26 Februari 2006
Gen H9: Mumtaz – lahir di Tangerang, 20 Mei 2008
Gen H10: Saleha – lahir di Tangerang, 10 Oktober 2010
Gen H11: Qahtan – lahir di Tangerang, 9 Agustus 2012
Wow, si Ibu yang selalu dalam kondisi mengandung, menggendong, dan menggandeng! Nggak pake mengeluh dan sepertinya gampang saja.
Sumber :http://shantystory.com/2017/04/08/9-hal-menarik-dari-buku-kesebelasan-genhalilintar/

Apa pelajaran Dari Keluarga Gen Halilintar


Apa pelajaran dari keluarga Gen Halilintar?

Walau harus diakui bahwa setiap keluarga itu unik dan tidak bisa meniru plek plek yang dilakukan keluarga lain, namun menarik untuk menengok seperti apa orang lain mengatur keluarganya. Berikut #9 hal menarik yang saya temui dalam 3 buku Kesebelasan GenHalilintar:

#1 Nilai spiritual yang ditanamkan sejak dini secara konsisten
Nilai spiritual ditanamkan di keluarga ini langsung dari kedua orang tuanya. Kalau keluarga lain biasa menyerahkan masalah pendidikan keimanan kepada pihak sekolah, keluarga ini berusaha untuk melakukannya bersama-sama. Sang Ayah yang selalu membawa keluarganya untuk berbisnis ke sejumlah tempat, memungkinkan waktu bersama yang lebih banyak. Dengan melihat sendiri contoh nyata dari Ayah dan Ibu, nilai-nilai keimanan bisa nempel lebih kuat dalam diri anak-anak.
Hingga hari ini kami masih terus berusaha bagaimana perbedaan dapat disatukan dalam suasana kasih sayang yang berlandaskan ketuhanan. – My Family My Team hal 289
“Jangan pernah malu sekiranya suatu ketika kita miskin, tapi malulah jika berbuat dosa.” – My Brother My Builder hal 103

#2 Banyak anak dianggap sebagai rahmat
Pada kami bukan berarti dengan 11 anak tidak repot, tentu mengalami juga susah payah menghadapi berbagai tingkah dan ragam perilaku masing-masing anak yang berbeda. Yang berbeda inilah yang kita arahkan hingga perbedaan itu menjadi sebuah rahmat, keberkahan, suatu potensi yang dikembangkan dalam rumah tangga.– My Family My Team hal 289

#3 Mengembangkan perbedaan potensi setiap anak
Biasanya dalam keluarga ada kecenderungan satu anak lebih menonjol dari anak yang lain. Dan mulailah orang tua membanding-bandingkan mereka. Pada keluarga GenHalilintar, setiap anak seperti diberi label untuk menunjukkan potensi mereka.
Tidak dapat dipungkiri juga, masing-masing anak sejak lahir ada potensi positif dan ada juga potensi negatif. Yang positif disuburkan, yang dikuburkan. Inilah yang memerlukan program pembinaan terus-menerus, ada program eksternal, ada pula yang internal, dan ada juga yang diramu merupakan kombinasi keduanya. – My Family My Team hal 290

#4 Mendidik anak-anak yang mandiri
Ternyata anak-anak keluarga ini sudah dididik untuk mandiri sejak kecil. Atta pada umur 12 tahun membantu membersihkan plasenta adiknya dan menguburkannya di tanah belakang condo di bawah panduan sang ayah. Ada pula Sajidah Halilintar saat 9 tahun telah membantu menggendong adik bayi. Atau Sajidah yang sudah memasak untuk keluarga dari usia 12 tahun.
Sebenarnya jika seseorang itu membiasakan dengan pekerjaan seperti pernah jadi tukang cuci, tukang masak, cleaning service, delivery barang dan surat, menjajakan kartu perdana prepaid, itu bisa menjadi ajang untuk pendidikan dan latihan membuang gengsi atau sombong dan ego, sehingga menjadi ringan melakukan kerja apa pun, menjadi lebih peduli dengan kesusahan orang lain, menjadi lebih kreatif dan berinisiatif. – My Brother My Builder hal 143
Mengapa keluarga ini tidak memerlukan asisten rumah tangga?
Karena setiap anak saling bantu membantu mengerjakan semua pekerjaan rumah tangga. Bahkan kerennya mereka mengurus rumah ala manajemen hotel, karena terinspirasi sejumlah hotel yang biasa mereka kunjungi. Ada bagian Kitchen yang mengurus masakan di dapur, Laundry, Housekeeping, Baby sitting untuk anak-anak yang masih kecil, Service and Maintenance, dan lainnya. Semua dikerjakan anak-anak, dan orang tua hanya tinggal duduk manis. Luar biasa!

#5 Sabar menghadapi masa-masa susah
Suatu ketika Fatim yang baru berusia 3 tahun meminta dibuatkan susu. Namun saya hanya menjawab lirih, “Susu sedang habis nak.” Fatim berkata lagi dengan tegar, “Oh…nggak apa-apa, Mi. Teh aja,” Saya timpali lagi, “Teh pun habis sayang.” Fatim menjawab sambil tersenyum, “Ya udah, air putih aja, Mi.” Haru saya mendengar jawabannya. Terasa air mata hampir menetes. Namun saya ingat nasihat ayah anak-anak, “Jangan biarkan air mata keluar karena kesusahan dunia, tapi menangislah apabila berbuat dosa.” – My Brother My Builder hal 102.
“Demikianlah ujian nikmat dan susah sama-sama menguji kita. Ujian nikmat lebih mudah kita menghadapinya sebab akal dan hati mudah merasakannya dan merasakan langsung kenikmatan itu. Ujian susah jauh lebih sulit untuk sabar dan redha, sebab berlawananan dengan nafsu, dengan akal, dengan hati, dan berat kita menanggungnya. Disitulah peran hati dalam mendidik nafsu dan akal. Jika berhasil, nafsu akan terdidik dan akal pikiran akan semakin terbuka. Sedemikian pahit kehidupan yang dialami, namun tidak membuat kita surut, tapi justru terus maju ke depan, tetap berjiwa besar dan bercita-cita besar.” – My Brother My Builder hal 105
Ada pendapat menarik dari Halilintar yang dikutip Geni mengenai menjadi orang yang dimanfaatkan orang lain,
Seseorang datang curhat kepada Halilintar, bahwa dia dalam hidupnya selalu hanya dimanfaatkan oleh orang lain, kemudian ditinggalkan. Halilintar mendengar dan kemudian mengatakan bahwa banyak orang suka mengatakan ingin menjadi orang baik yang bermanfaat untuk orang lain. Nah, bersyukurlah kita telah dimanfaatkan orang dan orang itu mendapat manfaat. Artinya doa dan harapan kita terkabul bahwa kita menjadi orang yang bermanfaat kepada orang lain. – My Brother My Builder hal 151

#6 Keluarga yang kompak
Keren sekali melihat bagaimana keluarga ini begitu kompak muncul bersama di acara-acara TV atau bagaimana keseharian mereka di rumah dalam tayangan channel YouTube keluarga. Kok ya nggak ada yang pakai ngambek-ngambek dan memaksa keinginannya dituruti?
Bisa jadi karena begitu seringnya bersama, anak-anak keluarga ini menyadari sekali kekuatan mereka sebagai keluarga besar. Mereka sangat bangga sebagai anggota keluarga yang kontribusinya dihargai dan saling menguatkan.
Suka sekali membaca mengenai bagaimana 4 anak-anak terbesar sembunyi-sembunyi mengikuti sebuah kompetisi tim. Kalau tim lain biasanya merupakan hubungan pertemanan, ini adalah saudara kandung. Dan mereka memboyong juara pertama. Keluarga GenHalilintar memang keluarga yang suka berkompetisi. Yang penting bukan juaranya (walau mereka memang seringkali memborong kemenangan) tapi ingin anak-anak menjadi orang yang gigih, sungguh-sungguh, tidak mudah menyerah, berjiwa juara sekalipun tidak juara.

#7 Pendidikan 24 jam
Ketika tinggal di Malaysia, 5 anak keluarga ini memang bersekolah formal di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIK). Namun sekembali ke Indonesia, mereka memilih untuk menerapkan pendidikan homeschooling. Tidak tanggung-tanggung, jam sekolahnya 24 jam.
Untuk ilmu formal, mereka dibantu oleh guru-guru yang mengajar sesuai kompetensi masing-masing. Terkadang, guru ini mengikuti perjalanan keluarga ke berbagai kota.
Proses belajar mengajar dan pusat kegiatan dilakukan di SMC atau School of Mind Center yang dibuat tidak jauh dari rumah mereka. Di sana mereka mengadakan lectures, motivation, training, coaching untuk berbagai kalangan. Ada juga workshop seperti membuat mini mart, mini cafe X burger, mini boutique, dan lain-lain. Intinya mereka berusaha menerapkan ilmu yang mereka pakai untuk hidup.
“Dulu di zaman orang-orang yang taat, pergi kemanapun mereka belajar, semua tempat-tempat yang mereka kunjungi menjadi tempat ‘pendidikan’ mereka, bahkan ke pasar pun mereka akan mendapat pendidikan.
Sekali lagi, di sini saya menggunakan istilah ‘pendidikan’, bukan tempat mendapatkan ‘pelajaran.’ Sekarang orang sibuk dengan pelajaran dan hafalan tapi lupa dengan pendidikan dan penghayatan.
Pendidikan berbeda dengan pelajaran. Pendidikan berkaitan dengan pembinaan 3 unsur di dalam diri: hati, akal dan nafsu. Sedangkan pelajaran lebih kepada akal semata.” – My Family My Team hal 294

#8 Jalan-jalan yang mendatangkan uang
Kalau kita yang mau jalan-jalan ke restoran bersama keluarga saja mikirnya panjang karena keuangan yang terbatas, mungkin akan heran melihat gaya keluarga ini yang bisa mondar-mandir keliling 5 benua dengan 11 anak.
Kok mereka bisa, kok kami nggak?
Ternyata memang jalan-jalan mereka bukanlah jalan-jalan biasa. Jalan-jalan keluarga ini adalah perjalanan bisnis yang menguntungkan. Pergi bawa dagangan untuk dijual di kota tujuan dan pulang bawa dagangan yang lain untuk di jual di kota asal. Sebuah perjalanan yang menghasilkan banyak keuntungan. Jadi bukan seperti kita yang umumnya menghabiskan semuanya di tempat pelancongan. Menarik ya.
“Ada rahasia besar dari traveling sehingga orang-orang besar menjadikannya sebagai tradisi, yakini dengan traveling dapat membina 4 unsur: unsur fisik, akal, jiwa dan nafsu. Inilah yang mempengaruhi diri manusia. Manusia jadi baik ataupun jadi buruk, jadi sehat ataupun sakit akal, jiwa dan fisiknya, ditentukan oleh keadaan keempatnya.
Jangan kita bayangkan traveling itu jauh, mahal dan memerlukan waktu yang panjang saja. Ini juga bisa dilakukan daily, weekly, monthly, atau yearly. Dan bisa dilakukan di luar negeri, dalam negeri, luar kota, dalam kota, atau sekitar kompleks rumah, berkendaraan ataupun jalan kaki. Tanpa ongkos pun bisa dilakukan. Yang penting ada kemauan untuk membawa keluarga berjalan-jalan sesuai dengan kemampuan masing-masing.” – My Family My Team, hal 308

#9 Kepemimpinan seorang Ayah
Siapa yang bertanggung jawab terhadap sebuah keluarga? Tentunya sang Ayah sebagai pemimpin keluarga. Dalam buku pertama My Family My Team pada bagian terakhir Geni menuliskan testimoni anggota keluarga terhadap imam keluarga, Halilintar Asmid. Sebagai pembaca, kita bisa merasakan bagaimana kekaguman yang tulus datang dari kepribadian yang diperlihatkan sehari-hari.
“Beliau adalah seorang ‘pelayan yang baik.’ Kami tahu itu semua dilakukan untuk memberi contoh kepada kami, walau bagi kami masih terasa sulit untuk meneladaninya, hal yang paling simple saja, misalkan beliau menyetir mobil bepergian bersama kami, beliau akan menurunkan kami di tempat paling mudah bagi kami, misal di lobby, ataupun di lokasi terdekat dengan tempat yang kami tuju, bukannya membawa kami ke tempat parkir menemaninya seperti kebanyakan orang. Begitu juga ketika pulangnya, kami cukup menuju ke exit terdekat. Mudah-mudahan sikap beliau yang sedemikian tidak membuat kami lupa diri, senang diservis, tapi lupa meneladani.” – My Family My Team hal 330.

Jadi kesimpulannya bagaimana? Sebuah keluarga ajaib yang too good too be true? Sama sekali tidak. Mereka adalah keluarga normal yang memiliki banyak anak lengkap dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Kita bisa belajar banyak mengenai mengelola keluarga versi keluarga ini. Setiap keluarga memiliki keunikan dan warnanya masing-masing. Dan dalam 3 buku mereka, mereka berusaha membagi warna tersebut kepada para pembaca yang memerlukannya
Sumber :http://shantystory.com/2017/04/08/9-hal-menarik-dari-buku-kesebelasan-genhalilintar/

Kisah Awal Mula Keluarga Unik Gen Halilintar Yang Spektakular



Pernah dengar cerita mengenai sebuah keluarga unik Gen Halilintar?
Keluar besar yang memiliki 11 orang anak ini memang tergolong unik. Mungkin sebagian kita ada yang terkejut dengan 11 anak. Ya, 11 anak dengan pendidikan yang luar biasa
Cerita keluarga ini bermula ketika pemuda bernama Halilintar Anofial Asmid (44) menikah muda dengan seorang wanita bernama Lenggogeni Faruk (42).
“Kami menikah muda saat sama-sama masih kuliah di UI. Nikah tahun 1993 dan traveling sejak itu, bahkan sebelum saya hamil,” kisah sang istri.

Gen adalah panggilan sang istri sedangkan sang suami dipanggil Halilintar, jadilah keluarga mereka disebut Gen Halilintar. Asal mula keluarga ini bisa terkenal adalah tatkala sang ibu menulis sebuah buku berjudul "Kesebelasan Gen Halilintar: My Family My Team" pada awal 2015. Buku ini laku keras di pasaran di mana di dalamnya diceritakan bagaimana terjadinya perjalanan bisnis mereka keliling dunia

Keluarga ini memang memiliki hobby yang sama yaitu travelling keliling dunia. Namun perjalanan mereka bukan hanya sekedar rekreasi akan tetapi dalam rangka ekspansi bisnis mereka di luar negeri.
Di indonesia, cerita mengenai Gen Halilintar ini sudah banyak diekspose baik media cetak, elektronik maupun talkshow di layar kaca.
Keluarga berdarah Minangkabau ini terdiri dari 6 orang anak laki-laki dan 5 anak perempuan selain kedua orang tua mereka. Akan tetapi percaya tak percaya dengan jumlah personil sebanyak ini di rumah mewah mereka yang berlantai 3 di bilangan Pondok Indah tidak terdapat asisten rumah tangga. Semua anggota cukup mandiri dan memiliki tanggung jawab masing-masing.


Sumber: https://komburyok.blogspot.co.id/2017/01/kisah-awal-mula-keluarga-unik-gen.html


Gen Halilintar,11 Anak Ajari Bisnis Nyata Sejak Dini


Bagi Gen Halilintar, memiliki banyak anak bukanlah musibah, melainkan anugerah. Bagi mereka, setiap anak sudah dibekali dengan rejeki masing-masing oleh Allah. Mereka tidak pernah khawatir karena yakin Allah menitipkan 11 anak bukan tanpa alasan.


Gen Halilintar, sebutan ini adalah bagi pasangan Lenggogini Faruk dan Halilintar Anofial Asmid yang  memiliki 11 anak. 6 anak laki-laki dan 5 anak perempuan. Mereka adalah Muhammad Atta Halilintar (Atta), 19th ;  Sohwa Mutammima Halilintar (Sohwa), 18th ; Sajidah Mutamimah Halilintar (Sajidah), 17th;Muhammad Thariq Halilintar (Thariq), 16th; Abqariyyah Mutammimah Halilintar (Abqariyyah), 14th ; Muhammad Saaih Halilintar (Saaih), 12th ; Siti Fatimah Halilintar (Fatim), 11th; Muhammad Al Fateh Halilintar (Fateh), 9th ; Muhammad Muntazar Halilintar (Muntaz), 6th ; Siti Saleha Halilintar (Saleha), 4th; dan Muhammad Shalaheddien El-Qahtan Halilintar (Qahtan), 2th.


Halilintar Anofial Asmid semasa muda suka berpetualang, Malaysia dan Uzbekistan disinggahi seorang diri. Banyak ilmu tentang kehidupan ia dapatkan dari sana. Selama di Uzbekistan ia menjadi tahu bahwa ternyata negara tersebut melahirkan ilmuwan-ilmuwan  besar. Ibnu Batutah, Aljabar, Ibnu Sina, para cendekiawan, penemu ilmu atom, perbintangan, dll. lahir dari sana. Halilintar muda heran bagaimana mereka bisa menjadi sehebat itu. Dan dia pun mencari kunci sukses mereka.

Pulang ke Indonesia, Halilintar menikahi Gen, teman kuliah di UI. Kala itu Halilintar memasuki tahun ke empat jurusan elektro, sedang Gen tahun kedua jurusan ekonomi. Mereka berasal dari satu daerah, Riau.

Sejak menikah, Gen Halilintar mulai menjalankan bisnis. Berbagai negara mereka singgahi. Bahkan menurut Gen, hampir mencapai seratus negara, lima benua.
Di Perancis, mereka membuka butik dan kafe,  di Australia ada usaha peternakan kambing yang luasnya setara  kompleks UI. Menurut Gen, orang-orang dahulu sukses berkelana. Vasco Da Gama, Cheng Ho keliling dunia bukan dengan tangan hampa, tetapi membawa barang dagangan.

Lenggogeni Faruk, karena bisnis usahanya yang mengharuskan berpindah-pindah, maka 4 anak diantaranya lahir di negara yang berbeda-beda, karena dalam keadaan hamil besar pun Gen tetap bepergian dengan pesawat. Thariq lahir saat transit di Brunei, Abqarriyah lahir saat transit di Jordania, Saaih lahir saat singgah di Pulau Labuhan Malaysia, dan Fateh lahir di Kualalumpur.

Pendidikan 
Yang luar biasa  dari Gen,  meskipun menjalankan tugas sebagai ibu dan  menjalankan bisnis serta membawa  bersama dengan semua anaknya tanpa ada pembantu maupun baby sitter, ia mampu menyelesaikan Ph. D di universitas Selangor Malaysia. Sedang Halilintar kini adalah calon doktor, juga di Malaysia.

Tentang pendidikan bagi anak, Gen Halilintar memliki metode sendiri. Beberapa anak diantaranya memang mengenyam pendidikan formal setingkat SMP. Tetapi sebagian besar diterapkan pendidikan homeschooling plus. Anak-anak tetap  diharuskan belajar selama dalam perjalanan bisnis kemana pun, seminggu penuh. Menurut Gen, memberi pelajaran saat didalam mobil lebih mudah diserap dan lebih fokus. Bukan hanya soal akademis, tapi juga non akademis, dan bisnis.

Hasilnya, anak pertama mereka, Atta sejak SD sudah bisa berdagang kerajinan, pop corn dan sandwich yang dijual kepada teman-temannya di sekolah.. Saat kelas 5 bisa membantu ayahnya memasarkan produk provider komunikasi. Menginjak usia 12 tahun berjualan gadget secara online. Tahun berikutnya jual-beli mobil, sampai-sampai konsumen tidak percaya kalau yang menawarkan mobil kepadanya adalah anak usia 13 tahun. Kini Atta juga mempunyai usaha operator tour.
Anak kedua, Shohwa memiliki usaha bidang fashion dan usaha kuliner. Ide usaha muncul selama melakukan perjalanan.

Di Jakarta, keluarga Gen Halilintar tinggal di rumah besar bertingkat tiga di kawasan Pondok Indah Jakarta Selatan. Rumah terdiri banyak kamar, ruangan untuk gudang dan tempat menjalankan bisnis. Ruang keluarga dijadikan multi fungsi, selain tempat bercengkerama, dipakai untuk makan bersama,  shalat berjamaah, dan sebagai 'laboratorium ' untuk belajar bisnis atau tempat pelatihan kerja.
Tiap petang, jika sedang di Indonesia, ruangan itu digunakan shalat magrib berjamaah, dilanjutkan tadarus al-qur'an, sehingga suara orang mengaji terdengar ramai disana.
Dalam keseharian perilaku anak sangat menghormati orang tua mereka, pun sesama anak sopan dalam berbicara, biarpun yang tua kepada yang lebih muda.

Dalam hal urusan tugas rumah, seluruh anak sudah dibiasakan untuk mandiri dan menjalankan tugas seperti management hotel. Ada yang berperan sebagai chef, operator laundry, house keeping dan operator lain.

Menerbitkan buku.
Jangan heran, Buku  karya Gen berjudul "Kesebelasan Gen Halilintar" adalah merupakan hasil karya satu keluarga. Gen sebagai penulis, Sohwa menjadi editor, layout-nya dirancang Atta.
Beberapa halaman dalam  buku tersebut dipaparkan pandangan anak-anak tentang ayah mereka:
Fatim : "My father adalah orang bertakwa, orangnya care, dan omongannya yang baik-baik semata. Lukcy banget punya father kayak gini "
Fateh : "He is like a holy man. But he is cool and he always make us remember God and the prophet. He always remind us of God, told us about the prophet, and his companions."
Mumtaz : " He is like teacher, he is only angry if we do bad and he did that because he wanted to save us" 
Qahtan : " Daddy my super hero !"

*** Kisah Gen Halilintar sangat menginspirasi, semoga kita juga bisa menjadi orang yang sukses, baik dalam kehidupan rumah tangga,  keluarga, dan binis / perdagangan. Dan yang pasti, jangan takut punya banyak anak.
 Sumber: http://e-koranbekas.blogspot.co.id/2015/04/gen-halilintar-selalu-bersama-11-anak.html

Foto Kesebelasan Gen Halilintar

 Foto Kesebelasan Gen Halilintar


 1.Muhammad Attamimi Halilintar
Hasil gambar untuk foto atta halilintar

2.Sohwa Mutamima Halilintar
Hasil gambar untuk foto sohwa halilintar

3. Sajidah Mutammima Halilintar
Hasil gambar untuk foto sajidah halilintar

4.Muhammad Thariq Halilintar
Hasil gambar untuk foto thariq halilintar

5. Abqariyyah Mutammimah Halilintar
Hasil gambar untuk foto abqariyyah halilintar

6. Muhammad Saaih Halilintar
Hasil gambar untuk foto saaih halilintar

7. Siti Fatimah Halilintar
Hasil gambar untuk foto fatimah halilintar

8. Muhammad Al-Fateh Halilintar
Gambar terkait

9. Muhammad Muntazar Halilintar
Gambar terkait

10. Siti Saleha Halilintar
Gambar terkait

11. Muhammad Shalaheddien 
        El-Qahtan Halilintar
Gambar terkait




Tugas Masing-masing anak Gen Halilintar



Tugas masing-masing anak :
Genh 1 : Atta us Captain
Genh 2 : Sohwa us Designer
Genh 3 : Sajidah us Laundry
Genh 4 : Thariq us HouseKeeping
Genh 5 : Abqariyyah us Nursing
Genh 6 : Saaih us It Maintenance
Genh 7 : Fatimah us Nursing
Genh 8 : Fateh us Assistant – HouseKeeping
Genh 9 : Muntaz us Presenter and Assistant – HouseKeeping
Genh 10 : Saleha us Model Genh and Assistant – HouseKeeping
Genh 11 : Qahtan us Assistant – HouseKeeping

Sumber : http://www.wanita.me/family/keluarga-gen-halilintar/

Asal Usul Keluarga Gen Halilintar


                Asal Usul Gen Halilintar

Halilintar Anofial Asmid (Kepala keluarga Gen Halilintar) Malaysia dan Uzbekistan menjadi negara tempat tujuan untuk berkelana pada masa mudanya, Pengalaman dan juga ilmu tentang kehidupan banyak ia dapatkan. Banyak ilmuwan besar yang lahir di negara Uzbekistan, sehingga terpikir bagaimana mereka bisa menjadi ilmuwan besar dan sukses, hingga akhirnya dia menjadi kunci sukses.
Selanjutnya pulang ke indonesia Halilintar menikahi Gen (Ibu dari Anak2 gen Halilintar) Mereka berteman karena satu kampus di UI, waktu itu Gen baru tahun kedua di jurusan ekonomi, dan halilintar menginjak tahun ke 4. Uniknya mereka juga adalah teman satu kampung didaerah Riau.
Setelah menikah, Halilintar dan Gen menjalankan bisnis, dari mulai bisnis didalam negeri sampai ke berbegai negara di lima benua. Bukan hanya 1 atau 2 negara, melainkan ratusan negara !!
Seperti di Francis mereka membuka butik serta cafe, di australian mereka membuka usaha ternak kambing yang luasnya secara komplek UI.
Mereka beranggapan, dulu banyak orang sukses berkelana, mereka berkelana bukan dengan tangan kosong, mereka membawa barang dagangan, itulah salah satu inspirasi bagi gen dan halilintar untuk memulai bisnis berdagang.Lenggogeni Faruk (Ibu dari Anak2 gen Halilintar), karena bisnis usahanya yang mengharuskan berpindah-pindah, maka 4 anak diantaranya lahir di negara yang berbeda-beda, karena dalam keadaan hamil besar pun Gen tetap bepergian dengan pesawat. Thariq lahir saat transit di Brunei, Abqarriyah lahir saat transit di Jordania, Saaih lahir saat singgah di Pulau Labuhan Malaysia, dan Fateh lahir di Kualalumpur.

Yang luar biasa dari Gen, meskipun menjalankan tugas sebagai ibu dan menjalankan bisnis serta membawa bersama dengan semua anaknya tanpa ada pembantu maupun baby sitter, ia mampu menyelesaikan Ph. D di universitas Selangor Malaysia.
Pendidikan Anak-anak Gen HalilintarGen halilintar memiliki cara sendiri untuk mendidik para anaknya, tidak semua anak-anak tersebut mengikuti pendidikan formal, hanya beberapa saja.
Semua anak gen halilintar sekolah dengan model home schooling, jadi mereka tidak akan repot jika harus bepergian ke berbagai negara, karena jadwal belajarnya mereka bisa atur sendiri, bahkan ada kalanya sang gurupun mereka ajak jalan-jalan keluar negeri.
Mereka dibiasakan belajar dimanapun, didalam mobil atau di tempat tujuan traveling juga tetap diwajibkan untuk belajar


Kehidupan Sehari-hariIni juga unik dan membuat aku heran, Gen halilintar tinggal dirumah besar dengan 3 lantai didaerah Jakarta selatan, Mereka menerapkan berbagai tugas seperti layaknya hotel, ada yang menjadi house keeping, operator, chef bahkan ada yang mengurus loundry.
Kebayang gak sih ngurusin laundry 13 orang.
Tugas rumahan tersebut bukan diatur oleh pembantu, melainkan mereka yang mengaturnya.
Selain itu ternyata keluarga ini mempunyai channel youtube yang berisi tentang apa yang mereka lakukan dan apa – apa saja yang berkaitan dengan keluarga, traveling dan lainnya. Jika kalian penasaran bisa langsung cek di channel youtube mereka dengan nama GEN HALILINTAR

Sumber : https://www.anakkost.tv/biodata-keluarga-gen-halilintar/

Kamis, 12 Oktober 2017

Foto Kebersamaan Keluarga Gen Halilintar


 
 
 
 
 
 
 sumber :https://www.google.co.id/search?q=foto+foto+gen+halilintar&oq=foto+foto+gen+halilintar&aqs=chrome.0.69i59.2087j0j8&{google:bookmarkBarPinned}sourceid=chrome&{google:omniboxStartMarginParameter}ie=UTF-8